NUBIC-JAKARTA. Pertemuan antara pimpinan pejabat
sementara (plt) ketua umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) hasil muktamar
Jakarta, Humprey Djemat SH dengan pimpinan Sarikat Islam DR H. Hamdan Zoelva di
kantor Sarikat Islam menyepakati bahwa konflik dualisme kepengurusan yang
terjadi di tubuh Partai Persatuan Pembangunan (PPP) harus disudahi demi kepentingan
umat dan demi tujuan jangka panjang dari partai berlambang kabah ini, pungkas
Humprey Djemat di hadapan para wartawan(10/8).
Dalam pertemuannya dengan pimpinan Serikat Islam DR. H. Hamdan Zoelva di kantor Serikat Islam di Jalan Diponegoro, Jakarta. Humprey Djemat menjelaskan bahwa kedatangannya ke kantor
Serikat Islam (SI) hari ini ialah dalam rangka melaporkan bahwa ketua umum PPP
hasil Muktamar Jakarta, yaitu Djan Faridz telah mengundurkan diri dari jabatan Ketua Umum. Sehingga ia sebagai wakil ketua otomatis menjadi plt ketua umum
menggantikan Djan Faridz di dalam menakhodai roda partai berlambang kabah.
Humprey menambahkan sengaja ia datang bersilahturahmi ke
kantor Serikat Islam ini dimana sebelumnya ia juga telah datang ke kantor PBNU dan bertemu dengan ketua PBNU.
Karena sebagai mana diketahui Serikat Islam merupakan salah satu orang tua bersama
3 Fusi ormas islam lainnya yaitu Nahdlatul Ulama (NU), Parmusi, dan Tarbiyah
Perti yang mendirikan partai PPP maka sudah selayaknya kita bersilahturami kepada orang-orang tua kami. Dan direncanakan minggu depan kita juga
bersilahturahmi ke Parmusi dan Perti Tarbiyah, paparnya.
“Kebetulan saat ini, PPP juga sedang mengalami masalah konflik
dualisme kepengurusan yang berimbas kepada penurunan eksistensi kepercayaan
masyarakat dan juga di tubuh anggota PPP sendiri dalam mencapai batas parlementary
tresold (PT). Oleh karenanya sebagai anak kita bersilahturahmi kepada orang tua dan berharap pimpinan Serikat
Islam dapat membantu untuk menjadi mediator supaya kita melakukan Islah, Alhamdulillah sebelumnya
dari PBNU kita juga sudah mendapat respon positif dan didukung untuk melakukan islah” ungkap Humprey Djemat.
Pimpinan Serikat Islam Hamdan Zoelva selaku tuan rumah dalam kesempatan pertemuan tersebut mengatakan, bagaimanapun juga yang namanya konflik itu tidak baik, apalagi konflik
itu terjadi pada partai seperti PPP yang mempunyai ciri khas dari partai-partai
yang lain, partai yang spesifik dan juga partai yang sudah cukup lama berdiri.
Oleh sebab itu. Serikat Islam sebagai salah satu fusi dari
ormas islam yang ikut melahirkan partai persatuan pembangunan, mengaku prihatin
dengan konflik yang terjadi di tubuh PPP. Dimana konflik tersebut juga sudah berlangsung cukup
lama mungkin kurang lebih sekitar 4 tahunan dan belum ada tanda-tanda penyelesaian untuk bersatu, hal ini tentu merugikan umat khususnya anggota PPP di dalam
berkompetisi dengan partai-partai yang lain untuk mencari suara masyarakat dan menempatkan
kader-kadernya di pemilihan legislatif dan pilkada ungkap Hamdan.
Kita berharap PPP harus bersatu dan menyudahi konflik yang
sudah terjadi. Oleh karenanya kita bersama dengan Parmusi, Nahdlatul Ulama (NU)
dan Tarbiyah Perti ke depannya akan coba berkomunikasi sebagai 4 fusi pendiri
PPP, sebuah panggilan tanggung jawab moral untuk memediasi dan membuka hati kedua
belah pihak, baik dari kubu PPP Romy dan Humpret Djemat yang sedang bertikai untuk segera menyudahi konflik yang sudah
terjadi.
“Yang tersisa harus diselamatkan dan jadikan islah sebagai
momentum untuk mengangkat mereka semua,” tutur pria yang pernah menjabat sebagai
ketua mahkamah konstitusi ini.(PS).
Posting Komentar