Jakarta, Nusantara Bicara -- Komando Operasi Udara (Koopsud) III menggelar Latihan Kasuari Perkasa 2025 sebagai salah satu upaya untuk menguji kesiapan operasional TNI Angkatan Udara (TNI AU) dalam menghadapi situasi darurat.
Latihan yang berlangsung pada Rabu (23/7) tersebut berfokus pada kegiatan Operasi Militer Selain Perang (OMSP) seperti penanggulangan bencana, evakuasi, dan distribusi bantuan kemanusiaan.
Latihan yang sama juga merupakan implementasi nyata dari Peraturan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2015 tentang pelibatan TNI dalam penanggulangan bencana, sebagai bentuk kolaborasi bersama BNPB, Polri, dan instansi terkait lainnya demi memperkuat ketahanan nasional di bidang kemanusiaan.
Sementara itu, Pangkoopsud III Marsda TNI Azhar Aditama Djojosugito, menjelaskan bahwa latihan ini merupakan sarana untuk merefleksikan kesiapan dan kemampuan satuan TNI AU dalam menjalankan operasi udara non-tempur yang menuntut respons cepat dan terkoordinasi.
“Latihan Kasuari Perkasa menjadi momentum penting untuk meningkatkan profesionalisme dan kesiapsiagaan personel maupun satuan dalam menghadapi berbagai bentuk kontinjensi,” ujar Pangkoopsud III dikutip dari unggahan instagram @militer.udara, Kamis (24/7).
evakuasi
Simulasi evakuasi bawah permukaan yang dilakukan oleh Personel Koopsud III dan tim Basarnas dalam Latihan Kasuari Perkasa 2025. (Foto: Dok. Instagram @militer.udara)
Adapun skenario latihan yang dipraktikkan oleh jajaran Koopsud III yaitu penanggulangan bencana gempa bumi berkekuatan 7,3 skala richter yang mengguncang wilayah Nabire, Papua Tengah.
Di hadapkan pada kondisi tersebut, TNI AU mengerahkan pesawat CN-235 untuk misi pemantauan udara dan pengiriman tim penilai awal dari Kopasgat serta Wara.
Kemudian, pesawat C-212 Casa dikerahkan untuk mengirim bantuan logistik dan helikopter NAS-332 Puma digunakan untuk mendukung evakuasi medis dari lokasi terdampak menuju fasilitas layanan kesehatan.
“Operasi pencarian dan pertolongan turut dilatihkan, termasuk simulasi kecelakaan pesawat di laut Biak, aksi free jump pasukan Kopasgat, hingga evakuasi bawah permukaan bersama tim Basarnas,” jelas TNI AU.
Koordinasi antarinstansi menjadi bagian penting dari skenario ini guna memastikan sinergi terpadu dalam operasi kemanusiaan.(Agus)
Posting Komentar