Sulsel, nusantarabicara -- Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar terus bergerak menangani perang antarwarga di wilayah Utara Kota Makassar, khususnya kawasan Kecamatan Tallo, yang menimbulkan korban jiwa dan kerusakan rumah warga.
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, terus memantau situasi. Lewat Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Makassar, juga memperkuat koordinasi dengan jajaran TNI/Polri.
Sejak Selasa hingga Rabu (18-19/11/2025) dini hari, langkah-langkah pengamanan dan pemantauan intensif terus dilakukan di lokasi rawan bentrokan tersebut. Dan, kini situasi mulai berangsur mereda.
Kepala Badan Kesbangpol Kota Makassar, Fathur Rahim, mengatakan, seluruh unsur keamanan dan perwakilan Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar, bergerak cepat melakukan penyisiran di titik-titik yang dicurigai menjadi tempat penyimpanan alat perang, sejak malam hingga pagi dini hari.
“Dengan berbagai kegiatan di lapangan, termasuk pembersihan, tadi malam juga dari Polrestabes dan TNI turun semua membersihkan. Dan, kami hadir mewakili Pemerintah Kota Makassar di lokasi,” ujarnya, Rabu (19/11/2025).
“Beberapa tempat terindikasi ditemukan alat-alat perang atau tawuran. Ada samurai, parang, bom molotov, hingga alat pembuat busur. Ini sangat mereduksi potensi perkelahian yang bisa terjadi di lapangan,” lanjutnya.
Pemkot Makassar menegaskan komitmennya untuk terus menjaga stabilitas keamanan serta memastikan warga dapat kembali beraktivitas dengan aman dan nyaman.
Sembari melanjutkan upaya penyelesaian jangka panjang melalui pendekatan keamanan, sosial, dan pemberdayaan ekonomi.
Fathur menegaskan, langkah ini merupakan perintah langsung dari Wali Kota Munafri Arifuddin, yang meminta seluruh pihak bekerja dalam satu barisan.
“Kita bersama tim semua bergerak kolaboratif, pemerintah kota, Kepolisian, TNI, termasuk Polda Sulsel. Semua menjalankan perannya masing-masing untuk meredam situasi,” jelasnya.
Setelah keamanan stabil, Pemkot Makassar akan masuk dengan program pembinaan sosial, edukasi, dan pemberdayaan warga.
“Tahap pertama tentu keamanan, itu prioritas Polda dan aparat keamanan. Setelah itu pemerintah masuk dengan edukasi bahaya narkoba, pemberdayaan pekerjaan sesuai karakter warga,” katanya.
“Hingga pemanfaatan Makassar kreatif Hub dan berbagai program ketenagakerjaan. Semua akan berjalan kolaboratif,” tambah Fathur.
Terkait pemicu utama konflik, Fathur menyebut, pihak Kepolisian masih mendalami berbagai informasi dari lapangan dan merilis hasil resmi.
“Indikasi-indikasi sudah terbaca, tetapi kami tidak bisa mengklaim. Kita menunggu rilis resmi dari kepolisian karena ini menyangkut tindak kriminal,” terangnya.
Ketika disinggung apakah kawasan Sapiria yang sejak lama disebut rawan narkoba memiliki kaitan dengan konflik kelompok, Fathur menyebut, kemungkinan itu terbuka.
“Bisa jadi, baik perang kelompok, narkoba, semua kejahatan bisa terkait. Makanya sinergi kita dilakukan untuk penyelesaian secara menyeluruh,” tambahnya.
Fathur juga memastikan seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dilibatkan sesuai fungsi masing-masing. Dinas Kesehatan, Satpol PP, disiagakan di sekitar lokasi, armada pemadam kebakaran ditempatkan untuk respons cepat, dan berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lain siap bergerak bila diperlukan.
“Kemarin ketika terjadi bentrokan susulan, pemadam dan polisi sudah berada dekat lokasi, sehingga bisa bergerak cepat. Kesehatan pun standby. Semua bekerja sesuai fungsi dalam sinergi bersama,” jelasnya.
Saat ditanya mengenai rencana mempertemukan dua kelompok yang terlibat bentrok, Fathur menyebut, hal itu akan dibahas sebagai bagian dari penanganan konflik.
Ia menegaskan, pasti ada solusi, salah satu langkah penanganan itu mempertemukan kedua pihak. Tapi saat ini fokus dulu adalah mengurangi risiko, khususnya alat-alat perang di lokasi.
Serta memeriksa rumah-rumah yang berpotensi menyimpan barang berbahaya.
“Karena dari hasil penyisiran, ditemukan bom molotov, parang, busur, hingga badik,” tutupnya. (Agus)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar