Jakarta, Nusantarabicara -- Pesawat ini dirancang untuk dapat membawa sebanyak mungkin pasukan atau logistik ke medan yang paling sulit terjangkau.
Pasalnya, Airbus merancang A400M agar bisa mendarat maupun lepas landas di landasan pacu minim fasilitas (tak beraspal, tanah, rumput, atau kerikil).
Total muatan yang dapat dibawanya adalah 37 ton, biasanya diisi oleh pasukan, peralatan tempur, sampai kendaraan militer.
Melihat kemampuan yang dimilikinya, Indonesia telah mengamankan pengadaan untuk 2 pesawat Airbus A400M beberapa tahun yang lalu.
“Kementerian Pertahanan RI telah menandatangani kontrak pemesanan 2 pesawat Airbus A400M untuk TNI AU dalam konfigurasi multirole tanker dan transport.
Kontrak yang ditandatangani di sela-sela acara Dubai Airshow 2021 tersebut akan berlaku efektif pada 2022, yang mencakup paket dukungan pemeliharaan dan pelatihan yang lengkap.
Dalam kesempatan tersebut Kemhan RI juga menandatangani Letter of Intent (LoI) untuk akuisisi empat A400M di masa mendatang”, jelas Kemhan RI (18/11/21).
Beberapa tahun setelahnya, pesawat pertama pesanan Indonesia sudah mendarat di tanah air.
Pesawat A400M pertama itu dikabarkan melakukan terbang ferry dari fasilitas Airbus Sevilla Spanyol ke Jakarta.
Perjalanan memakan waktu selama kurang lebih 2 hari, dan sukses mendarat di Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta pada tanggal 3 November 2025.
“Pesawat angkut terbesar yang dimiliki TNI AU Airbus A400M mendarat di Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta, Senin (3/11/25) dengan disambut tradisi penyiraman air ala TNI AU.
Pukul 7.45 WIB, pesawat tersebut melewati siraman air yang ditembakkan mobil pemadam kebakaran dari sisi kanan dan kiri pesawat.
Nantinya, pesawat tersebut akan ditempatkan di Skuadron 31 Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta”, tulis Antara (3/11/25) dalam artikel “Pesawat angkut terbesar TNI AU A400M mendarat di Halim Perdanakusma”. (Agus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar