Rupiah bergerak melemah 24 poin menjadi Rp 13.529 Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa (28/11), sebelumnya rupiah ditutup pada posisi Rp 13.505 per dolar Amerika Serikat (AS).
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Selasa (28/11) mengatakan bahwa penurunan nilai rupiah ini dipengaruhi sentimen aset mata uang yang cenderung memudar karena pasar sedang terfokus pada pemilihan Ketua Bank Sentral AS (The Fed).
"Investor menunggu komentar dari sejumlah pembicara The Fed, termasuk ketua The Fed saat ini dan calon ketua yang baru," katanya.
Pelaku pasar uang juga mengantisipasi kenaikan suku bunga AS yang akan terjadi pada Desember nanti. Mengacu pada pertemuan The Fed sebelumnya, kemungkinan akan ada kenaikan suku bunga Fed.
"Namun, masih adanya kekhawatiran atas inflasi Amerika Serikat yang rendah memberi isyarat kenaikan suku bunga dapat menjadi lebih moderat. Situasi itu membuat investor cenderung mengambil posisi wait and see," katanya.
Harga minyak mentah yang terdepresiasi juga sedikit banyak ikut mempengaruhi pergerakan mata uang berbasis komoditas, seperti rupiah.
Tercatat harga minyak mentah jenis WTI Crude pada Selasa (28/11) pagi ini melemah 0,64 persen ke posisi 57,74 dolar AS per barel, sementara minyak mentah jenis Brent Crude turun 0,28 persen menjadi 63,66 dolar AS per barel. (Nubic)
Posting Komentar