Jakarta, Nusantara Bicara -- Setelah menghadiri perayaan Bastille Day bersama Presiden Prabowo Subianto di Paris, Menteri Pertahanan Indonesia Sjafrie Sjamsoeddin langsung melanjutkan agenda diplomasi pertahanan dengan melakukan kunjungan resmi ke Pakistan pada Selasa, (15/7).
Setibanya di Islamabad, Menhan Sjafrie disambut hangat oleh Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Asif dan Menteri Produksi Pertahanan Muhammad Raza Hayat Harraj. Kunjungan tersebut menegaskan komitmen kedua negara dalam mempererat kerja sama pertahanan yang selama ini telah terjalin, termasuk di bidang pendidikan militer dan pengembangan sumber daya manusia.
Penguatan Hubungan Bilateral Pertahanan
Sebelumnya, pada Desember 2024, Menhan Sjafrie bertemu Duta Besar Pakistan untuk Indonesia, Ameer Khurram Rathore. Pertemuan ini menandai keseriusan Indonesia-Pakistan memperluas kemitraan strategis berdasarkan prinsip saling menghormati dan kepentingan bersama.
Dalam diskusi tersebut, keduanya membahas sejumlah peluang kolaborasi seperti pengembangan teknologi pertahanan, program pertukaran kadet militer, dan upaya bersama dalam penanggulangan terorisme.
Dilansir dari berbagai sumber, sejak penandatanganan Agreement on Cooperative Activities in the Field of Defence di Jakarta pada 21 Juli 2010, hubungan pertahanan antara Indonesia dan Pakistan telah tumbuh secara signifikan. Kesepakatan tersebut mencakup berbagai bentuk kerja sama, mulai dari konsultasi bilateral hingga pertukaran informasi strategis dan pelatihan personel militer.
Keuntungan Strategis bagi Indonesia dan Pakistan
Bagi Indonesia, Pakistan merupakan mitra strategis dengan anggaran pertahanan terbesar di Asia Selatan. Data Macrotrends menunjukkan bahwa pada 2022, Pakistan mengalokasikan anggaran signifikan untuk memperkuat militernya. Selain itu, posisinya sebagai salah satu kekuatan nuklir dunia dan mitra diplomatik utama bagi negara-negara besar seperti AS, Rusia, Cina, dan negara-negara Arab, menjadikannya rekan penting dalam konteks geopolitik global
Kerja sama ini juga memberikan manfaat nyata bagi Indonesia, di antaranya akses terhadap pengalaman dan dukungan teknis dari militer Pakistan, peningkatan kapasitas SDM pertahanan melalui pelatihan dan pertukaran personel, penguatan kapabilitas teknologi dan alutsista.
Sementara bagi Pakistan, Indonesia memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas di kawasan Asia Tenggara dan Indo-Pasifik. Hubungan ini memperkuat pengaruh Pakistan di kawasan tersebut serta membuka peluang peningkatan perdagangan, khususnya di sektor minyak kelapa sawit.
Kerja sama pertahanan ini juga berdampak positif terhadap stabilitas bilateral dan regional. Upaya Confidence Building Measures (CBM) seperti kunjungan kenegaraan, dialog strategis, dan latihan militer bersama dapat menjadi landasan penguatan hubungan diplomatik antara kedua negara. (Agus)
Posting Komentar